Pearls in the sand

Pearls in the sand

Wednesday, 25 June 2014

Mencari sebab dan alasan atas sesuatu perbuatan adalah semudah menjamah nasi dengan ikan goreng. Sejauh mana akal menterjemahkan ikan goreng itu sedap, sejauh itu juga akal menterjemahkan logiknya sesuatu sebab.

Cuma ikan goreng tetap ikan yang akan dijamah, dikunyah dan ditelan dan akhirnya dihadam massuk ke dalam perut. Apakah teori yang sama untuk alasan yang diberi (sehebat manapun ia).... mudahkah telinga menjamahnya, mudahkah akal menelannya...dan akhirnya mudahkah hati menghadamnya...sekurang-kurangnya dengan hati yang terbuka?

Mungkin itulah hakikat kehidupan, hakikat insan yang menjanakan kehidupan itu. Bila tidak mampu melakukan sesuatu, maka akan terbentanglah seribu satu macam alasan, sepertimana jika ingin melakukan sesuatu, maka banyak jugalah sebab yang akan dihidangkan.

Kalau saja sebab dan alasan itu disandarkan pada Al-quran dan hadis Nabi, kalau saja contoh ikutan dan sunnah Rasul menjadi sandaran pada alasan itu, tentu hati akan menghadamnya tanpa persoalan. Tiada pertikaian yang tak mampu dirungkai, tiada masalah tanpa penyelesaian, tiada hati akan digodam dengan nafsu dan keinginan yang tiada sempadan.

Tiada juga airmata yang tidak bersempadankan iman dan redha.....

Betapa rindunya aku pada dunia iman dan takwa yang Rasulullah pernah bawa, dunia pada kisah-kisah yang kubaca dan kudengarkan, dunia yang mungkin aku tak punya kesempatan untuk melaluinya.....

Sungguh perjalanan ini sangat sukar...,sukar mencari alasan untuk teguh berdiri bila tiada lagi tiang untuk berpaut, bila semua pintu telah tertutup rapat..

Atau apakah hati sengaja mencari alasan untuk tidak lagi menjamah dugaan....
sedang apa sangatlah dugaan itu jika dibandingkan dengan dugaan yang Rasulullah telah tempuhi..

Astaghfirullahhal'azim