Percayalah...! Tidak akan runtuh gunung kekayaanmu dengan ucapan keramat ini. Tak mungkin cacat anggota tubuhmu jika kau hulurkan kemaafan itu, Dan pasti pula tidak akan tersiat harga dirimu sekiranya engkau memohon kemaafan dahulu.
Berhati lunaklah dengan kekhilafan oranglain. Lihatlah diri sendiri yang pernah juga terlanjur dengan sikap dan perkataanmu. Maafkanlah mereka walau mereka tidak pernah memohonnya daripadamu, mudah-mudahan kesilapanmu juga akan dimaafkan oleh oranglain pula tanpa kau memintanya.
Kau tidak kalah dengan kelembutan, kasih sayang mu bukan lauk basi yang akan memudaratkan. Usahlah melantik diri sendiri menjadi hakim mengadili siapa yang bersalah dan siapa yang perlu mempertahankan diri. Tiada hinanya merendahkan dirimu memohon kemaafan terlebih dahulu. Mungkin dalam betulmu ada kata-kata dan tindaklaku yang telah mengguris hati, apatah lagi dalam salahmu (yang tidak mahu kau akui), sudah pasti ada kebinasaan yang telah kau lakukan.
Percayalah....! Akan tenanglah tasik hatimu, akan terasa lapang lopak pemikiranmu...malah akan kau hirupi madu kerahmatan Tuhanmu...!
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
- (QS. Al-Imran: 133-134)
Sungguh...kau telah pun menang,
di saat dengan jujur kau memohon kemaafan,
dan dengan ikhlas pula kau memaafkan...